Hubungi Kami

Nama

Email *

Pesan *

Senin, 02 Oktober 2017

Perjuangan menuju STIS 2017

Menjelang pengumuman kelulusan SMA, seperti yang dilakukan para siswa kebanyakan yaitu menentukan pilihan perguruan tinggi beserta program studi yang akan mereka ambil, aku pun melakukan hal yang sama. Aku mulai berpikir tentang mata pelajaran yang aku sukai dan tidak kusukai, mulai berpikir tentang minat dan bakat yang kumiliki, dan tentu saja berpikir bagaimana prospek kedepan tentang program studi yang kuambil.

Menyadari mata pelajaran yang paling kusuka adalah matematika, komputer, dan fisika, dengan penuh pertimbangan akhirnya aku menentukan program studi yang cocok dengan ku adalah elektro, informatika, dan statistika. Pada mulanya aku tentu mendaftar SNMPTN terlebih dahulu karena memang jalur ini dibuka terlebih dahulu. Aku mendaftar di salah satu perguruan tinggi negeri terkemuka di Indonesia dengan program studi teknik elektro dipilihan satu dan teknik informatika di pilihan dua. Sambil menunggu hasil seleksi perguruan tinggi tersebut, ternyata pengguruan tinggi kedinasan juga membuka pendaftaran untuk mahasiswa baru. Dengan berpikir bahwa jaminan pekerjaan itu sudah pasti didapat saat lulus dari perguruan tinggi kedinasan aku pun mendaftarkan diri juga pada perguruan tinggi kedinasan. Menitik beratkan pada kemampuan dan minatku dibidang matematika, aku memusatkan pilihan di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) dan Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS).  Karena aku tidak pernah belajar tentang akuntansi sebelumnya tanpa berpikir terlalu panjang aku menjatuhkan pilihan pada STIS.

Ada empat tahapan yang harus kulalui jika ingin mengenyam pendidikan di STIS. Pada tes tahap satu mata pelajaran yang diujikan yaitu matematika dan Bahasa inggris; tahap dua yang diujikan yaitu tes kemampuan dasar, tes wawasan kebangsaan, dan tes intelijensi  umum; tahap tiga psikotes; dan tahap empat kesehatan. Pada masing masing tahap dilakukan dengan sistem gugur.

Persiapan untuk menghadapi tes tahap satu kulakukan dengan membeli buku tentang soal soal tes STIS tahun sebelumnya secara online. Karena aku menyadari kekuranganku pada mata pelajaran bahasa inggis, aku belajar grammer setiap hari. Sedikit demi sedikit akhirnya aku memahami maksud soal-soal tes bahasa inggris itu. Tak lupa, aku juga belajar mata pelajaran matematika. Ini tidak terlalu sulit buatku karena memang pada dasarnya aku suka matematika.

Setelah persiapan yang begitu panjang, akhirnya dengan yakin aku berangkat ke Surabaya sehari sebelum tes dilakukan dengan didampingi paman ku. Sebenarnya kami berdua tidak tahu apa-apa mengenai tempat-tempat di Surabaya, hanya dengan berbekal pada Google maps kami berangkat. Setelah sampai di terminal kota Surabaya, kami naik bus kota dengan harapan bus itu melewati Universitas Adibuana, tempat aku akan melakukan tes. Kurang beruntung, kami salah naik bus. Akhirnya kami diturunkan di jalan oleh kernet. Setelah diturunkan dari bus, kami naik angkot, tetapi naik angkot pun, kami masih naik angkot dengan rute yang salah. Untungnya ada seorang ibu ibu yang baik hati, yang bersedia membantu dan memberi tahu kami mana angkot yang rutenya melewati universitas adibuana.

Dengan bermodal uang pas-pasan kami menginap di masjid kelurahan setempat. Untungnya mereka menyambut hangat kedatangan kami. Malam itu aku tidak bisa tidur karena suara suara bising dari kendaraan ditambah dengan banyaknya orang yang menginap ditempat itu. Sungguh malam yang melelahkan.

Pada keesokan harinya dengan mengantuk karena semalaman kurang tidur, aku mengerjakan soal. Dengan sesekali menguap, aku terus berusaha berkonsentrasi agar dapat melewati tahap ini. Setelah selesai aku hanya bisa berdoa dan berharap bisa lolos ke tahap berikutnya.

Pengumuaman tahap satu keluar dan nomor ujian ku ada di sana. Dengan penup semangat aku menyiapkan materi untuk tes tahap dua yaitu TIU, TWK, dan TKD. Dengan bermodal internet dari tetangga aku mencari soal soal yang berkaitan dengan ketiga jenis tes itu. Kukumpulkan soal sebanyak banyaknya dengan harapan  berbagai jenis soal itu bisa membatuku mengerjakan soal sebenarnya nanti.

Aku berangkat ke Surabaya dengan pamanku lagi, namun kali ini kami sudah tahu lokasi tes tahap dua yang akan ku tempati. Tes tahap dua dapat kulalui dengan lancar dan hasilnya aku lolos.

Hampir sama seperti pada tahap dua, tes tahap tiga kumulai dengan mencari tahu tentang materi tes psikotes dari internet maupun dari orang orang yang sudah pernah melalui tes psikotes. Karena di dalam tes psikotes ada tes menggambar orang, pohon, objek dll, aku pun mempelajari bagaimana cara menggambar yang baik dan benar menurut ilmu psikologi.

Lagi lagi aku tes didampingi pamanku untuk menjalani tes ini. Karena tempat tes tahap tiga juga di universitas adibuana, kami berangkat dini hari dari rumah dengan harapan sesampainya kami di sana bisa istirahat sebentar kemudian aku bisa langsung ujian. Namun kenyataannya kami malah tersesat lagi karena mencoba menggunakan rute yang berbeda. Untungnya kami tetap bisa sampai di tempat tes tepat pukul 6. Kami beristirahat sebentar sambil menyantap makanan di warung sekitar lokasi tes. Setelah itu aku langsung menuju tempat tes untuk menjalani tes. Psikotes ini sungguh melelahkan karena aku dipaksa berpikir selama sekitar empat jam tanpa jeda.

Pengumuman tes tahap 3 akhirnya keluar, dengan gembira aku menyambut hasilnya karena aku lolos. Sebelum itu pengumuman SNMPTN juga sudah keluar dan hasilnya aku lolos juga. Aku sangat bersyukur atas nikmat Allah ini. Karena aku masih belum tentu lolos tes tahap empat, sementara aku harus mengikuti kegiatan kampus lain telebih dahulu.

Berbeda dengan tes sebelumnya, pada tes tahap empat tidak banyak persiapan yang kulakukan. Hanya banyak-banyak berdoa pada yang Maha Kuasa. Untuk wilayah Jawa Timur tes ini dilakukan di RS Kodam Brawijaya Surabaya. Aku sedikit pesimis dengan tes tahap 4 ini karena memamng kondisi fisiku kurang meyakinkan kan. Aku berusaha berpikir positif dan menyerahkan semua hasil pada Allah SWT.


Pada hari dimana hasil akhir akan diumumkan, aku bangun jam setengah satu dini hari, tapi pengumuman belum keluar, aku bangun lagi jam dua, masih belum keluar. Aku bangun lagi jam tiga, namun nampaknya Allah masih menyuruhku menunggu sebentar lagi. Akhirnya baru sekitar jam empat pengumuman tahap 4 keluar. Dengan tangan bergetar aku melihat pengumuman dari layar ponsel. Alhamdulillah aku lolos, dengan penuh rasa haru, ku beritahu keluargaku. Mereka pun senang dengan hasil ini, aku sangat bersyukur bisa lolos seleksi STIS 2017. Sungguh nikmat Allah yang begitu besar...

2 komentar:

  1. :) flashback perjuangan memang selalu menyenangkan..

    BalasHapus
  2. Uwo makasih idah berbagi ceritanya, sangat menginspirasi untuk selalu pantang menyerH dan selalu optimis sert berusaha dalam setiap kondisi.

    BalasHapus